Kamis, 24 Oktober 2013

Cinta Bersemi Di Bulan Purnama


Setelah ibu meninggal dunia aku tinggal bersama ayah. Dan karna dua kamar belakang kosong, makanya kami memutuskan untuk mengkoskan kamar ter sebut. Setelah 1 bulan 2 bulan hingga 3 bulan,tak ada juga satu orang pun yang mau kos di belakang rumah kami.
Hingga suatu hari yang mendung. . .
“Ayah mau aku buatkan the. . . ??”
Kata ku dengan rasa saying yang sangat besar.
“Boleh tapi kamu langsung kesini ya nak. . . ??”
“Aku terheran???
Karna biasanya ayah tak pernah memintaku untuk menemaninya. Sudah 13 thn ibu ku meninggal dan semenjak itu aku tak pernah mengenal laki-laki lagi, karna di hati ku hanya ada ayahku tercinta.
“ini yah, minumannya…”
Kataku sambil meletakkan secangkir the hangat.
“Makasi ya nak. . .”
Sambil menghangkat cangkir yang berisi the hangat ayah berkata dengan nada yang lembut dan sedikit serius.
“Nak, kapan kamu maw menikah??? Umur mu sudah cukup untuk berumah tangga, kamu jangan pikirin ayah terus, pikirin juga diri kamu sendiri.”
Sambil minum seteguk air the dan meletakkan cangkir the tersebut keatas meja, ayah melanjutkan pembicaraan tadi.
“Selama ibu mu meninggal, ayah tdak pernah melihatmu membawa laki-laki dan mengenalkannya kepada ayah???”
Aku hanya terdiam mendengar pertannyaan dari seorang laki-laki yang hampir1/2 abad ini, orang yang sangat aku cintai .
Menanyakan pertanyaan yang amat sulit untuk ku jawab.
“Nak kenapa kamu berfikir panjang untuk berumah tangga . . ???”
Ayah tidak akan mengusir kamu dari rumah ini kok nak”
Katanya meyakinkan ku dan berharap banyak dengan jawaban ku, tanpa ku sadari air mataku menetes dan aku memeluk beliaw yang sedang duduk di kursi santai, sambil berkata:
“Aku saying ayah, aku cinta ayah, aku tak maw meninggalkan ayah sendirian”
Sudah seminggu yang lalu ayah memintaku agar segera menikah,
Setelah hari itu, kami hanya sering berdiam, dan ayah juga jarang mengobrol bersamaku. Ia sebenarnya laki-laki pendiam, tapi dia sangat menyayangi aku dan ibu. Karna telah lama mencari pasangan hidup, dia baru betemu ibu, dan telah lama menikah dia baru mempunyai seorang putrid.
Dan pagi itu. . . . .
“tok. . .tok. . .tok. . .
Suara pintu di ketok tiga kali.aku langsung menghambur keluar dan meninggal kan cucian ku, aku takut itu bibi yang datang dari kampong dan setelah membuka pintu.
Ada apa ya. . ???
Tanya bingung dengan seorang laki-laki bertubuh tegap, tinggi, berambut sisir samping, dan beralis tebal.
“Apa benar ini rumah inspektur iskandar. . ???”
Tanya kepadaku.
“iya benar, ada perlu apa ya???”kataku lagi.
“kenalkan aku Rianda,anak inspektur suryadi”
Katanya sambil mengulurkan tangannya, dan aku pun membalasnya dengan berkata:
“Oh. . .aku Riana, silahkan masuk, tunggu sebentar”
Kataku sambil melangkah untuk memanggail ayah.
“Pagi Om. . ??”
“ Pagi, Kamu anak Suryadi ya. . ??”
“Iya Om, papa bilang beliau telah menghubungi anda dan saya disuruh beliau untuk kemari”
“Iya, dia sudah menghubungi saya,”
Dan dia juga bilang kalau kamu akan melanjutkan s2 di sini.”
Dan aku ke belakang dan menghantarkan air minum kedepan setelah dapat cerita dari ayah, ternyata dia akan tinggal dirumah ini selama mengambil s2. memang sih dia cakep,
“tapi apa mungkin aku bisah jatuh cinta kepadanya . . ???”
Dan hingga selalu malam purnama, aku duduk di beranda belakang sambil menikmati angina malam.
Dan tiba-tiba. . . .
“hey. . kok menung sendirian sih. . . ???”
“Eh . . Rindah, enggak, Lagi bingung aja . . . !?
“Bingung kenapa? Kalau mau cerita dong sama aku . . jangan di pendamin
sendiri.”
“ayah selalu menyuruhku untuk menikah, padahal aku belum mau, aku selalu
bingung menjawap pertanyaan ayah yang selalu terarah pada pernikahan.”
“Emang kamu tidak punya pacar apa. . . ??”
“Semenjak ibu meninggal, aku tak mau menduakan ayah”
“Kalau sekarang. . . ??”
“Maksudnya. . . ??”
Lalu aku menatapnya dan ia menatapku, hingga terucap kata dari bibirnya. . .
“Aku cinta kamu, kamu maw jadi ibu dari anak-anak ku . . ???”
“Oh. . . Inikah cinta bersemi di bulan purnama. . . ???”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar